Headlines News :

Selamat datang di blog White Spiritual Boy Semoga Berguna Bagi Kita

Majapahit Negara Maritim, Apa Buktinya?

Written By Unknown on Kamis, 04 April 2013 | 4/04/2013 10:44:00 AM

Majapahit adalah kerajaan agraris yang mengembangkan kemaritiman secara luas di Nusantara dan pengaruhnya mencapai wilayah Asia Tenggara. Sampai sekarang, para ahli sejarah ataupun arkeologi terus mencari bukti-bukti bahwa Majapahit memiliki armada laut yang kuat.

Hal itu mengemuka dalam diskusi bertema ”Apakah Betul Majapahit Negara Maritim?”, Jakarta, Jumat (1/3/2013). Tema itu merupakan bagian dari tema besar diskusi dua bulanan yang mengangkat persoalan tentang Maritim dan Rempah pada Masa Kolonial dan Post Kolonial. Diskusi rutin tersebut diadakan dalam rangka Road to Borobudur Writer and Cultural Festival, November 2013.

Susanto Zuhdi, ahli sejarah maritim; Agus Aris Munandar, arkeolog dari Universitas Indonesia; dan Irawan Nugroho, filolog dari Universitas Gadjah Mada yang menulis buku Majapahit Negara Maritim, hadir sebagai pembicara.

Agus mengatakan, Majapahit memiliki pejabat tinggi di bidang kemaritiman. Aktivitas Majapahit yang membuktikan berkembangnya bidang kemaritiman pada kerajaan tersebut justru datang dari luar Jawa, Kalimantan, Bali, Sumatera, dan Semenanjung Malaysia.

Irawan Nugroho mengatakan, sejarah maritim Majapahit dan Jawa hancur bukan oleh Eropa, tetapi oleh bangsa sendiri yang apriori terhadap maritim.

Kerajaan di Jawa merupakan perintis perdagangan hingga ke China. Kerajaan di Jawa juga merintis teknologi untuk mencapai daratan China.

Susanto Zuhdi menambahkan, selama ini sejarah mencatat Majapahit sebagai kerajaan daratan. Buku karya Irawan Nugroho yang mengulas tentang Majapahit sebagai kerajaan maritim patut diapresiasi.

Sumber: kompas.com

Temuan Investigasi TNI AD Patut Diapresiasi

Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan, pihaknya mengapresiasi temuan investigasi TNI terhadap pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan Kelas II B, Sleman, Yogyakarta yang menewaskan empat orang tahanan pada 23 Maret 2013.

"Ini patut diapresiasi sekalipun mengejutkan, karena dalam sejarah TNI temuan semacam ini langka. Apalagi dalam waktu yang cukup singkat," kata Hendardi, di Jakarta, Kamis.

Melalui tangan TNI, khususnya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tampak tidak berbuat banyak telah memetik insentif politik dari ekspektasi publik yang mendesak kasus ini segera diungkap.

Tetapi, lanjut Hendardi, pilihan TNI yang akan membawa 11 pelaku yang juga oknum anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartosuryo ke Peradilan Militer tetap tidak akan sepenuhnya memenuhi rasa keadilan publik, karena praktik peradilan militer yang unfair, tidak transparan, dan akuntabel seperti dalam kasus yang melibatkan Tim Mawar.

Oleh karena itu, tambah dia, Presiden SBY harus didorong untuk menerbitkan Perppu tentang Peradilan Militer yang memungkinkan anggota TNI bisa diperiksa di peradilan umum, karena melakukan tindak pidana di luar dinas ketentaraan.

"Tanpa terobosan ini, hasil investigasi hanya akan berujung antiklimaks tanpa dapat memenuhi rasa keadilan," katanya.

Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Handayani Nefo Kertopati juga mengapresiasi tim investigasi TNI Angkatan Darat itu.

"Meski tentu perbuatan mereka membunuh orang itu tentu saja salah dan melanggar HAM dengan mengatasnamakan `esprit de corps`, tapi kejujuran mereka kita harus apresiasi sehingga tim investigasi tidak usah capek-capek terlalu lama bekerja," kata Susaningtyas menanggapi terungkapnya pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah oknum anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, TNI AD telah memberi ketauladanan yang baik dan `gentleman`. Semoga ini adalah kebenaran yang hakiki dan jujur- sejujurnya, katanya.

Ketua tim investigasi dari Mabes TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono, mengungkapkan, sebelas oknum anggota Grup 2 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan Kartosuryo, terlibat dalam penyerangan Lembaga Pemasyrakatan Kelas II B, Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang menyebabkan empat orang tahanan tewas pada 23 Maret lalu.

"Sebelas oknum Kopassus terlibat penyerangan Lapas IIB Cebongan. Satu orang eksekutor, delapan orang pendukung dan dua orang pencegah," kata Unggul yang juga menjabat sebagai Wakil Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad) di Kartika Media Center TNI AD, Jakarta, Kamis sore.

Delapan orang pendukung itu, kata dia, menggunakan dua unit mobil, yaitu satu unit mobil Avanza warna biru dan satu unit mobil APV berwarna hitam. Sementara dua orang lainnya yang bertindak sebagai pencegahan menggunakan mobil Feroza.

"Satu orang eksekutor ini berinisial U. Sembilan pelaku penyerangan itu berpangkat bintara dan tamtama," katanya.

Kedua prajurit lainnya, kata dia, sebenarnya berusaha mencegah terjadinya penyerangan, namun tidak mampu menghentikan aksi rekan-rekannya. Tindakan penyerangan, menurut Unggul, dilakukan secara reaksi dan spontan sebagai konsekuensi meninggalnya Grup 2 Kopassus Serka Heru Santoso pada 19 Maret, dan pembacokan mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono oleh para preman Yogyakarta.

"Peristiwa penyerangan ke Lapas Cebongan, benar sebagai akibat pembunuhan kelompok preman atas dua rekannya," ujarnya.

Selama enam hari bekerja, tim investigasi telah melaksanakan penyelidikan ke berbagai tempat, seperti Lapas Cebongan, Korem Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Markas Grup 2 Kopassus Karang Menjangan, yang memeriksa 25 orang.

Insiden Sabah dan Klaim Batas Sejarah

Written By Unknown on Jumat, 29 Maret 2013 | 3/29/2013 11:12:00 AM

Duta Besar RI untuk Filipina Letjen Leo Lapoulisa baru bertugas selama delapan bulan ketika tiba-tiba Pemerintah Filipina meminta agar Pemerintah RI menarik kembali dubesnya tersebut.

Presiden Filipina Ferdinand E Marcos mengemukakan pernyataan persona nongrata (rasa tidak senang dalam tradisi diplomatik) atas pernyataan Leo Lapoulisa dalam surat kabar Bulletine Today Filipina, April 1982.

Leo Lapoulisa mengemukakan bahwa untuk memelihara persaudaraan dan kekerabatan antarnegara ASEAN, kiranya Pemerintah Filipina melepaskan saja klaimnya atas Sabah. Pernyataan Leo ini sungguh-sungguh membuat Marcos marah dan saat itu juga Marcos meminta Departemen Luar Negeri Filipina mengeluarkan surat pernyataan persona nongrata yang meminta Leo Lapoulisa segera meninggalkan Filipina dalam waktu 1 x 24 jam. Demi persahabatan dan hubungan baik dengan Filipina, Jakarta terpaksa menarik kembali Leo Lapoulisa.

Filipina sesungguhnya sampai hari ini belum mengeluarkan pernyataan resmi melepaskan klaimnya atas Sabah, suatu wilayah subur dan indah di timur laut Kalimantan. Filipina beranggapan, wilayah itu adalah wilayah nenek moyang mereka dan sudah ditempati turun-temurun Keluarga Sultan Sulu hingga Pemerintahan Federal Kerajaan Malaysia mengusir mereka. Karena itu, Filipina tidak akan melepaskan klaim yang berdasarkan sejarah tersebut sampai sekarang sekalipun pemerintah Benigno Aquino III meminta para penyusup bersenjata ke Sabah tersebut untuk menyerah.

Adalah sangat memprihatinkan sesungguhnya ketika Malaysia dengan emosional melakukan pengepungan bersenjata untuk mengusir para penyusup dengan paksa sehingga menewaskan 14 penyusup (Kompas, 2/3), disusul penyerangan lima polisi Malaysia (Kompas, 4/2). Insiden ini sesungguhnya memang cukup sulit penyelesaiannya karena sampai hari ini Filipina masih mengklaim Sabah adalah wilayah integral mereka.

Malaysia tentu saja tidak akan meminta bantuan Filipina untuk mendeportasi warga mereka. Bahkan, terkesan saran yang dilontarkan Presiden Aquino III setengah hati, tidak menunjukkan gelagat diplomatik yang serius. Negara-negara ASEAN lain juga tidak berani mengemukakan pernyataan penyelesaian karena wilayah ini sungguh merupakan wilayah yang sangat sensitif bagi kedua negara, bahkan wilayah panas bagi mereka berdua.

Batas klaim sejarah

Sebagai orang Maluku, kita tidak paham pernyataan yang dikemukakan Leo Lapoulisa di Bulletine Today tersebut meskipun menyangkut klaim unilateral yang dilakukan para raja atau dinasti berdasar klaim sejarah. Apa yang diklaim Belanda ketika memegang koloni di Indonesia adalah berdasarkan penetapan unilateral yang dilakukan raja-raja Nusantara. Sebagai contoh, Belanda mengklaim wilayah Papua Barat karena hal itu berdasarkan penetapan secara unilateral yang dilakukan Sultan Ternate.

Ketika Belanda datang sebagai penguasa koloni, ditetapkanlah seluruh Kepulauan Maluku, termasuk wilayah Papua Barat, sebagai batas wilayah kekuasaan Sultan Ternate. Sebagian wilayah itu sesungguhnya sudah dimasuki Inggris dari timur (Papua Niugini) dan dari selatan (Australia), tetapi Belanda tetap bertahan berdasarkan patok-patok yang ditetapkan Sultan Ternate. Atas dasar itulah, Belanda dan Inggris melakukan perjanjian di Den Haag dan menetapkan wilayah-wilayah batas yang mereka klaim masing-masing, dan Belanda tetap mempertahankan semua batas-batas wilayah yang ditetapkan Sultan Ternate secara unilateral.

Inggris mengakui klaim Belanda berdasar patok sejarah yang diletakkan Sultan Ternate dan menarik seluruh wilayah koloninya di Papua Barat. Contoh sama dilakukan klaim oleh unilateral yang dilakukan Sultan Bulungan di Kalimantan yang dijadikan dasar pada Perjanjian London yang melahirkan Konvensi London 1893 antara Belanda dan Inggris yang menjadi landasan perbatasan Kalimantan sekarang.

Berdasar catatan Profesor Harry Roque dari Universitas Filipina (Kompas, 5/3), pada tahun 1658 Sultan Brunei menghadiahkan wilayah Sabah ke Sultan Sulu atas bantuan yang diberikan dalam melawan pemberontakan di Brunei. Pada masa penjajahan Inggris tahun 1878, wilayah Sabah disewa British North Borneo Company. Perusahaan ini membayar uang pajak senilai 1.600 dollar AS per tahun. Kontrak ini dipandang sebagai manifestasi pengakuan Inggris atas wilayah Kesultanan Sulu di Sabah. Uniknya, kontrak yang sama dibayarkan Malaysia ketika Inggris meninggalkan Sabah dan menyerahkan wilayah konsesi tersebut kepada Malaysia. Sewa yang dibayarkan Malaysia selama ini tetap dipandang sebagai manifestasi pengakuan Malaysia atas wilayah Kesultanan Sulu di Sabah.

Gambaran apa yang tampak dari petikan di atas menandai sesungguhnya bahwa penetapan batas negara berdasarkan sejarah (historical boundary) telah menjadi hukum kebiasaan internasional (international customary law) sebagai awal penetapan batas wilayah negara. Contoh kasus yang paling populer kini adalah klaim China atas Laut China Selatan. China Menganggap seluruh wilayah Laut China Selatan adalah wilayah milik Dinasti Ming di bawah pemerintahan Kaisar Yung-lo (1473).

Ketika Yung-lo berkuasa, panglimanya yang bernama Cheng-ho membuat peta pelayarannya selama 15 tahun dan membangun wilayah gugus kepulauan di daerah selatan tersebut. Dalam peta yang dibuat Cheng-ho, wilayah-wilayah seluruh gugus kepulauan di Laut China Selatan tersebut disebutnya sebagai Nansha Chuntao. Meskipun demikian, penetapan berdasar sejarah memang sering kali menimbulkan konflik yang berkepanjangan karena berbenturan dengan penetapan wilayah berdasar prinsip keadilan hukum (median line atau equidistance line).

Latar sewa-menyewa

Menarik dalam studi sejarah hukum ini (seperti dikutip Kompas, 4/3), persoalan awalnya muncul ketika Inggris memerdekakan Malaysia tahun 1963 saat Sabah dinyatakan masuk wilayah Malaysia, secara sepihak Inggris menginterpretasikan isi kontrak secara berbeda. Inggris menganggap uang sewa yang dibayarkan untuk pengalihan hak milik yang seterusnya diwariskan kepada Pemerintah Malaysia agar suatu saat diselesaikan hak kepemilikan itu kepada Malaysia. Pihak Kesultanan Sulu menganggap uang itu tetap uang sewa dan kepemilikan tetap ada pada Sultan Sulu. Itu sebabnya Prof Roque berpendapat, ”Dalam opini saya, uang itu seharusnya memang tetap uang sewa karena tidak ada penjualan yang harganya tidak tetap dan terus dibayar sampai kiamat.”

Barangkali, berdasar pada interpretasi hukum yang berbeda tersebut, Presiden Marcos sangat berkeras untuk mempertahankan wilayah Sabah sebagai bagian integral dari Filipina. Adapun nuansa politik yang muncul akibat Perjanjian Damai antara Pemerintah Filipina dan Kelompok MILF dengan mengabaikan Kesultanan Sulu adalah persoalan lain. Uji materi dari Mahkamah Internasional, sesungguhnya dalam menyelesaikan sengketa ini, tidak bisa berdasar pada penguasaan efektif (effective occupation) semata seperti yang mereka terapkan pada kasus Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia karena bukti-bukti sewa-menyewa sampai hari ini masih berlangsung.

Analogi hukum yang sama sesungguhnya terjadi pada sewa-menyewa atas wilayah Hongkong dan Makau selama 100 tahun oleh Inggris atas China, 28 Maret 1897 di Peiping (Bejing sekarang) dan sewa-menyewa pangkalan militer antara Filipina dan Amerika Serikat di Subic Bay dan Clark Field selama 32 tahun, 14 Maret 1947-14 Maret 1990.

Setelah berakhirnya Perang Candu (opium war) 1895, ditandatangani perjanjian penyewaan Hongkong oleh Kaisar Dinasti Manchu, I Kuang Ching, 28 Maret 1897, dengan utusan Ratu Victoria dari Inggris, Lord Berersford. Pada waktu bersamaan, Pulau Makau disewakan kepada Portugis oleh raja yang sama dengan tenggang waktu sama, 100 tahun. Tiga pergolakan politik di China, Revolusi Republik Nasionalis Oktober 1911, dan Revolusi Komunis 1949 tidak membatalkan sewa-menyewa tersebut.

Inggris tetap mengakui status Hongkong sebagai wilayah China sampai dikembalikan tahun 1997. Sementara penyewaan pangkalan militer AS di Subic Bay dan Clark Field ditandatangani pada 21 Januari 1948 di bawah pemerintahan Presiden Manuel V Roxas dan Dubes AS untuk Filipina Paul V Me Nutt sebagai wakil Pemerintah AS. Perjanjian itu tenggang waktunya 42 tahun. Di zaman Presiden Filipina Corazon Corry Aquino (ibunda Presiden Aquino III sekarang) berkuasa, AS meminta perpanjangan sewa pangkalan militer mereka, tetapi ditolak Corry sehingga militer AS angkat kaki dari Filipina.

Perjanjian penyewaan Hongkong-Makau dan Subic Bay-Clark Field jelas statusnya. Bagaimana dengan Sabah yang sampai hari ini Malaysia masih membayar uang sewa terhadap Kesultanan Sulu? Jika berdasar pada patron sewa-menyewa itu, bagaimana status hukum wilayah itu kemudian dalam pengujian Mahkamah, baik Mahkamah Internasional maupun Mahkamah Arbitrasi? Agak sayang memang karena Benigno Aquino III tak setegas Marcos menghadapi tuntutan Sabah atas Malaysia.

Aquino III agaknya lebih banyak ditaktiki Malaysia yang memang sangat terkenal gigih dan kuat dalam soal klaim-klaim wilayah. Indonesia saja sudah kalah satu kosong atas sengketa Sipadan-Ligitan, berikutnya mengancam sengketa Blok Ambalat di Laut Sulawesi. Atau, barangkali memang sudah ada niat dari Aquino III untuk menyerahkan Sabah kepada Malaysia demi solidaritas dan persaudaraan ASEAN? Kita Tunggu !

SM Noor Guru Besar dan Ketua Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Sumber: kompas.com

Mengintip Sejarah dan Budaya Pulau Batu Berbunga

Kendari: Pulau Muna adalah sebuah pulau kecil yang terdapat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Awalnya Pulau Muna dikenal dengan nama Wuna yang dalam bahasa setempat berarti Bunga.

Nama ini diambil dari sebuah tempat yang terdapat gugusan batu karang yang sewaktu-waktu mengeluarkan tunas-tunas baru yang tumbuh seperti bunga karang. Hal itulah yang mendasari masyarakat Muna menyebutnya sebagai Kontu Kowuna yang berarti batu berbunga.

Gugusan batu berbunga tersebut terletak di dekat masjid tua bernama Bahutara (bahtera). Menurut legenda masyarakat, tempat tersebut merupakan tempat terdamparnya kapal Sawerigading, Putra Raja Luwu dari Sulawesi Selatan.

Dalam hasil penelitian yang tercatat di Museum Karts Indonesia di Wonogiri, Jawa Tengah, dijelaskan bahwa hampir seluruh daerah di Pulau Muna tersusun oleh batu gamping berumur pleistosen (sekitar 1,8 juta tahun yang lalu).

Batu gamping ini merupakan terumbu karang yang terangkat dari dasar laut akibat desakan dari bawah dan membentuk tebing-tebing batu gamping (karts) yang sangat luas. Hal inilah yang secara ilmiah menjawab fenomena batu berbunga yang terjadi di Bahutara.

Ada dua alternatif perjalanan untuk mencapai Pulau Muna, yaitu menggunakan kapal laut atau pesawat perintis. Jika menggunakan kapal laut, perjalanan dimulai dari Pelabuhan Nusantara Kendari menuju Pelabuhan Raha di Kota Raha yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Muna dengan waktu tempuh sekitar 4 jam. Namun jika menggunakan pesawat perintis, perjalanan dimulai dari Bandara Walter Monginsidi Kendari menuju Bandara Sugimanuru yang terdapat di Kabupaten Muna, atau 25 km dari Kota Raha.

Berdasarkan latar belakang terbentuknya Pulau Muna yang dinyatakan secara ilmiah terbentuk sejak 1,8 juta tahun lalu, banyak gambaran peradaban prasejarah terekam di Muna.

Di Desa Liang Kabori banyak terdapat gua dan ceruk yang menjadi tempat tinggal manusia purba. Desa ini dapat di tempuh dengan perjalanan darat dengan perkiraan waktu sekitar 50 menit dari Kota Raha dengan menyusuri Jalan Poros Raha-Watoputeh sejauh 17 kilometer hingga sampai ke Desa Mabodo. Dari Mabodo ke Liang Kabori hanya berkisar lima kilometer.

Memasuki gerbang desa, masyarakat dengan spontan akan mengarahkan wisatawan menuju rumah La Hada, 70, yang merupakan pemandu sekaligus penjaga gua. Kedatangan Media Indonesia disambut La Hada dengan senyum ramah sambil mempersilakan kami duduk di teras rumahnya yang sangat sederhana. Tak lama ia pun menyodorkan buku lusuh berisi ratusan nama pengunjung yang pernah bertandang. Beberapa nama berkebangsaan asing tertoreh di buku tersebut.

Mengenakan kemeja putih bergaris-garis hitam, bertopi cokelat dan tas selempang warna-warni, La Hada menuntun kami meneruskan perjalanan sejauh tiga kilometer menyusuri jalan berbatu yang hanya dapat dilalui satu mobil. Rumah-rumah penduduk yang kami lintasi hanya berpagarkan batu kapur yang ditumpuk namun terlihat kokoh. Pemandangan bukit karts terhampar sepanjang perjalanan hingga sampai ke pintu masuk kompleks gua.

La Hada menuturkan, hanya sebagian dari puluhan gua di Desa Liang Kabori yang bisa diingatnya. Sepuluh gua dan ceruk yang terdapat lukisan dan 23 gua tanpa lukisan.

"Gua-gua tersebut adalah tempat tinggal para mereka," ujar La Hada. Sepuluh liang dan ceruk bergambar yaitu, Metanduno 310 lukisan, Liang Kabori 130 lukisan, Lakolambu 60 lukisan, Toko 58 lukisan, Wabose 48 lukisan, La Tanggara tujuh lukisan, Pamisa 300 lukisan, Lasaba 35 lukisan, Pinda 50 lukisan dan liang Sugi Patani tujuh lukisan. Sementara gua tanpa lukisan, diantaranya liang Kantinale, Kawe, Kantaweri, Palola, Watotoru dan masih banyak lagi.

Berdasarkan penelitian, gambar-gambar tersebut dibuat pada abad ke-12 dengah bahan campuran tanah liat dan getah pohon, terang La Hada.

Letak antara gua saling berdekatan, kecuali liang Sugi Patani. Nama liang dan ceruk berdasarkan lukisan dan bentuk gua. Metanduno disebut gua bagi kaum laki-laki karena berisi lukisan bertanduk, sementara Liang Kabori, disebut gua perempuan karena terdapat lukisan perempuan. Metanduno dan Kabori merupakan liang induk karena ukuranya yang luas.

Memasuki kompleks, gua yang pertama kali dijumpai adalah Liang Metanduno. Langit-langit gua berketinggian sekitar lima meter dengan lebar mencapai 10 meter. Lukisan-lukisan jejak peradaban prasejarah yang didominasi gambar hewan dan manusia menghiasi dinding dan langit-langit gua.

Salah satu lukisan menggambarkan sekawanan manusia yang sedang berburu di bawah kaki gunung dengan tiga buah matahari. Hal ini menyentil pertanyaan apakah benar mitos yang mengatakan bahwa dulu matahari berjumlah lebih dari satu.

Di langit-langit dekat mulut gua berwarna hitam legam yang diperkirakan bekas jelaga asap dari perapian yang digunakan manusia purba untuk membunuh dingin yang menyergap pada malam hari. Di dalam gua terdapat mata air yang ditampung pada sebuah batu mencekung yang hingga saat ini masih mengalir dan memenuhi batu yang berfungsi sebagai bak penampungan air .

Beranjak sekitar 20 meter dari Metanduno, terdapat gua lain bernama Liang Kabori. Suasananya hampir sama dengan Metanduno. Namun sayangnya tangan-tangan jahil pengunjung merusak keasrian situs purbakala tersebut dengan menuliskan nama mereka di batu-batu yang terdapat di dalam gua. Entah apa yang terlintas di benak picik mereka. Sepertinya mereka tak mau kalah dengan para penghuni gua yang membuktikan keberadaan mereka dengan menorehkan lukisan di dinding dan langit-lanit gua.

Dua kilometer dari Metanduno terdapat Liang Sugi Patani yang terletak diketinggian. Yang menarik adalah terdapat lukisan layang-layang di gua ini. Pulau Muna diyakini sebagai tempat lahirnya permainan layang-layang yang dibuat oleh salah seorang penguasa Muna bernama Sugi Patani sebelum terbentuknya kerajaan Muna 4000 tahun silam.

Hal ini mematahkan fakta yang mengatakan bahwa permainan layang-layang lahir pertama kali di China 2400 tahun lalu. Di akhir kunjungan La Hada menunjukkan sebuah buku yang ditulis penulis berkebangsaan asing bertajuk Muna, Island of The First Kiteman (Muna, Pulau Pembuat Layang-layang Pertama).

Masih di Kecamatan Lohia, tak jauh dari Desa Liang Kabori terdapat objek wisata Danau Napabale yang berair asin. Dalam bahasa setempat Napabale berarti pantai janur.

Asinya air danau ini dikarenakan sumber airnya mengalir langsung dari Teluk Muna yang dihubungkan melalui terowongan alam sepanjang 30 meter dan lebar 9 meter. Saat air surut, terowongan ini dapat dilalui oleh perahu, namun jika air sedang pasang, terowongan tertutup air.

Hari sudah gelap saat Media Indonesia tiba di Napabale. Kami-pun menggelar tenda dan berkemah di pinggir danau.

Sinar mentari menyeruak ke dalam tenda, suara ketinting (perahu bermesin) nelayan bersahutan menyambut pagi meninggalkan dermaga menembus terowongan menuju laut mencari ikan. Sungguh cantik pemandangan Napabale di pagi hari.

Air danau diselimuti warna hijau lembut, gugusan batu karang yang ditumbuhi pepohonan bak pulau-pulau kecil yang tersebar di tengah danau dan jernihnya air yang membuat dasar danau terlihat dari permukaan begit memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.

Napabale menyuguhkan dua pesona wisata alam sekaligus, yaitu danau dan pantai. Wisatawan dapat berenang atau menyusuri keindahan danau menggunakan perahu yang disewakan para nelayan. Jangan lupa untuk mencoba melintasi terowongan dan berlabuh di pantai yang bersebelahan dengan danau untuk bermain ombak atau sekedar bersantai di tepi pantai.

Menurut cerita rakyat, pada abad 15 pernah ditemukan seorang gadis cantik yang tak diketahui asal-usulnya terdampar di dalam terowongan. Penemuan tersebut dilaporkan masyarakat kepada raja Kerajaan Muna. Kecantikan paras gadis tersebut membuat raja jatuh hati dan meminangnya menjadi permaisuri.

Tak sulit untuk mencapai Danau Napabale. Perjalanan dapat dilakukan menggunakan taksi atau ojek dengan waktu tempuh sekitar 20 menit ke arah selatan Kota Raha yang hanya berjarak 15 kilometer. Selain itu, dapat juga dicapai menggunakan ketinting dari Pelabuhan Raha dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

Jika ingin bermalam, para wisatawan harus membawa perlengkapan berkemah serta pelengkapan masak karena belum ada fasilitas penginapan baik hotel, losmen, maupun homestay di Napabale. Alternaif lain, wisatawan dapat menginap di Kota Raha yang banyak terdapat penginapan dengan tarif yang tidak menguras kantong.

Matahari hampir mencapai ubun-ubun di alun-alun Kota Raha. Dua ekor kuda jantan Gulu dan Kaboga bertarung sengit saling gigit dan menendang diselingi ringkikan kesakitan saat hantaman lawan mendarat di wajah.

Pertarungan bukan berlangsung di atas ring, melainkan di lapangan terbuka yang cukup luas mengingat kuda-kuda tersebut membutuhkan banyak ruang gerak untuk mengejar dan menjatuhkan lawan.

Para penonton nampak tegang menyaksikan laga sambil sesekali merekam pertarungan menggunakan telepon genggam. Beberapa penonton berlarian saat kuda yang tengah berkelahi beranjak ke dekat mereka. Tidak sedikit pula penonton yang memilih menyaksikan pertandingan dari atas pohon agar mendapat pemandangan yang bagus dan terhindar dari amukan kuda yang salah sasaran.

Gulu dan Kaboga bukanlah kuda laga. Mereka juga bukan kuda balap yang posturnya tinggi tegap dan berotot . Mereka hanyalah kuda-kuda biasa yang digunakan dalam keseharian masyarakat Raha.

Mengawali pertarungan, dua pejantan yang kebetulan bapak dan anak tersebut disandingkan berdekatan dengan dua kuda betina. Dimulai dengan adu ringkikan, sesaat kemudian adu jotos pun pecah.

“Ya…gak binatang, gak manusia, kalo sudah masalah perempuan pasti berkelahi,” ungkap Ode Halili, pemilik salah satu kuda sambil tertawa.

Tradisi adu kuda merupakan tradisi yang sudah lama ada di Raha, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Dahulu kala, adu kuda yang dalam bahasa Raha disebut Pagiraghono Adora ini dihelat hanya saat pesta perayaan panen. Namun kini diselenggarakan untuk penyambutan tamu dan acara-acara tertentu.

Sejak lama kuda sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Raha. Salah satunya berfungsi sebagai alat angkut dan transportasi sebelum hadirnya kendaraan bermotor. Setiap hari kuda dengan setia mengantar para petani dari rumah hingga ke sawah atau kebun. Hingga tiba masa panen, kuda jualah yang mengangkut hasil-hasil panen tersebut ke lumbung.

Meski nyatanya kuda berjasa besar dalam membantu kehidupan masyarakat, dasar apa yang menjadikan masyarakat malah bersenang-senang merayakan perolehan hasil panen yang melimpah dengan mengadu kuda-kuda yang telah setia membantu mereka.

“Bukannya kami tidak tahu terima kasih dan tidak sayang kepada kuda-kuda yang telah membantu pekerjaan kami. Kami terpaksa mengesampingkan rasa sayang kami untuk sesaat agar pesta panen yang hanya dilaksanakan setahun sekali dapat berlangsung meriah.” Ujar Tiworo, pemilik kuda lain.

Seusai pertandingan, kuda yang terluka diobati dengan racikan khusus yang terbuat dari campuran arang baterai dan minyak tanah. Sesaat setelah racikan turun-temurun tersebut dioleskan pada kuda yang cidera, dalam hitungan menit luka-luka tersebut pun mengering. (Panca Syurkani/Win)

Sumber : Metrotvnews.com,

Bauran Kebijakan Demi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif & Berkelanjutan

Written By Unknown on Senin, 14 Januari 2013 | 1/14/2013 02:06:00 AM

Setiap tahun, Bank Indonesia menyampaikan arah kebijakannya memasuki tahun yang baru. Paparan arah kebijakan itu disampaikan Gubernur BI kepada para bankir di acara bertajuk Pertemuan Tahunan Perbankan.

Ada beberapa kebijakan penting yang akan diambil bank sentral memasuki 2013. Misalnya, memperkuat upaya Keuangan Inklusif (Financial Inclusion) melalui kebijakan branchless banking. BI juga mempersiapkan kebijakan multilicensing terkait pembukaan kantor cabang bank yang merujuk modal inti. Kebijakan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) khususnya kredit mikro dipersiapkan agar bank lebih terbuka dalam hal penetapan suku bunga kredit. Pada intinya, BI menyiapkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial guna merespons perkembangan makro ekonomi dunia dan nasional agar terciptanya stabilitas dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Silahkan simak informasi tersebut dengan mengakses halaman www.bi.go.id/geraiinfo.
Untuk versi pdf dapat diperoleh di menu publikasi, pada link berikut.

Bank Indonesia Selenggarakan Seminar Akhir Tahun Perbankan Syariah

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah, membuka secara resmi seminar akhir tahun perbankan syariah dengan tema "Peran dan Prospek Perbankan Syariah dalam Pemerataan Ekonomi”, pada Senin, 17 Desember 2012, di Jakarta.

Seminar menghadirkan para pembicara yaitu Edy Setiadi (Direktur Eksekutif - Kepala Departemen Perbankan Syariah BI), Burhanuddin Abdullah (Rektor IKOPIN dan Mantan Gubernur BI), Pungky Sumadi (Direktur Bappenas), Andi Buchori (Direktur Bank Muamalat Indonesia), Suwignyo Budiman (Direktur BCA), serta Aries Mufti (Ketua Asosiasi BMT Indonesia). Peserta yang hadir diperkirakan sebanyak 200 orang yang berasal dari kalangan perbankan, pemerintah maupun universitas.

Sepanjang tahun 2012 dampak makro ekonomi berupa krisis keuangan global yang cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di banyak negara di dunia, tetap memiliki pengaruh walaupun tidak signifikan terhadap industri perbankan syariah nasional. Hal ini terlihat dari pertumbuhan aset perbankan syariah yang masih relatif cukup tinggi, walaupun tidak setinggi periode yang sama di tahun sebelumnya.

Penurunan pertumbuhan aset industri perbankan syariah nasional yang signifikan dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan September 2012 akibat dari penurunan pertumbuhan DPK yang cukup tajam sehingga pelambatan terjadi akibat kondisi domestik dan bersifat non-ekonomi. Pada tahun 2013 diharapkan kondisi perekonomian global membaik dan geliat ekonomi domestik semakin positif sehingga memberikan lingkungan usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri perbankan nasional yang lebih baik. Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia memproyeksikan pada tahun 2013, pertumbuhan aset perbankan syariah tetap akan berada dalam 3 skenario dari pesimis sampai dengan optimis dengan kisaran growth dari 36% - 58%.

Perkembangan perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir, khususnya Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang mendominasi aset perbankan syariah, masih tergolong cukup pesat sehingga asetnya meningkat per Oktober 2012 (yoy) menjadi Rp 174,09 triliun. Aset BUS dan UUS tersebut apabila ditambah dengan aset Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang sebesar Rp. 4,46 triliun, maka total aset perbankan syariah per Oktober 2012 mencapai sekitar Rp. 179 triliun (± 37%, yoy). Pertumbuhan aset perbankan syariah ini masih berada dalam koridor proyeksi pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu diperkirakan pada akhir tahun 2012 mencapai kisaran Rp. 177,8 – 205,8 triliun, terlebih di akhir tahun pada umumnya aset perbankan syariah akan mengalami peningkatan yang cukup berarti.

Upaya pengembangan pasar perbankan syariah yang telah dilakukan Bank Indonesia dan pelaku industri yang tergabung dalam iB campaign mampu memperbesar market share perbankan syariah dalam peta perbankan sehingga mencapai ± 4,3% per Oktober 2012 dengan jumlah rekening (pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga - DPK) di perbankan syariah mencapai ± 13,4 juta rekening (36,4%,yoy) serta jumlah jaringan kantor mencapai lebih dari 2.574 kantor (25,3%, yoy).

Dalam rangka terus mendukung pengembangan perbankan syariah, pada tahun 2013 Bank Indonesia memandang perlunya langkah pengembangan dan kebijakan perbankan syariah difokuskan pada hal-hal berikut :

1. Pembiayaan perbankan syariah yang lebih mengarah kepada sektor ekonomi produktif dan masyarakat yang lebih luas.
2. Pengembangan produk yang lebih memenuhi kebutuhan masyarakat dan sektor produktif.
3. Transisi pengawasan yang tetap menjaga kesinambungan pengembangan perbankan syariah.
4. Revitalisasi peningkatan sinergi dengan bank induk.
5. Peningkatan edukasi dan komunikasi dengan terus mendorong peningkatan kapasitas perbankan syariah pada sektor produktif serta komunikasi “parity” dan “distinctiveness”.
Untuk meramaikan seminar akhir tahun perbankan syariah tersebut, diselenggarakan pula Bazaar Perbankan Syariah “iB Vaganza: Serunya ber-Bank Syariah”, pada tanggal 17-19 Desember 2012 di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia. Bazaar ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi dan kerjasama Bank Indonesia dengan perbankan syariah dalam pengembangan pasar perbankan syariah, yang diikuti oleh bank syariah (BUS dan UUS) serta mitra binaan masing-masing bank. Kegiatan dalam Bazaar ini meliputi berbagai kegiatan, antara lain Corporate Social Responsibility (CSR) dan penggunaan dana kebajikan bank syariah yang bekerjasama dengan Manajemen Masjid Bank Indonesia (pelatihan bisnis online bagi Usaha Kecil Menengah (UKM), sunatan massal, pengobatan gratis, pemberian santunan kepada penghafal Qur’an), talkshow (take over pembiayaan ke bank syariah, tabungan syariah) dan kegiatan lain seperti Hijab & Chic Muslim Tutorial serta Ngopi bersama iB disertai musik akustik.

Jakarta, 17 Desember 2012
Kepala Departemen Perencanaan Strategis
dan Hubungan Masyarakat



Dody Budi Waluyo
Direktur Eksekutif

Prabu Siliwangi Raja Padjadjaran Adalah Seorang Muslim

Written By white spiritual boy on Minggu, 30 Desember 2012 | 12/30/2012 11:34:00 PM

Dalam kaitan dengan bagimana umat Islam dalam sejarah, sejak lama penjajah melakukan pendistorsian atas sejarah.
Mereka ingin menggambarkan betapa bangsa Indonesia menjadi maju tatkala diperintah raja-raja Hindu dan Budha.
Datangnya Islam tidaklah menghapuskan kehinduan mereka. Bahkan dalam kondisi zaman sekarang pun kehinduan itu tetap eksis. Contohnya adalah penulisan sejarah Prabu Siliwangi, raja orang Sunda yang dianggap punya kesaktian luar biasa, dan demi mempertahankan keyakinan hindunya, ia berubah menjadi harimau, sering muncul di hutan larangan yang bernama Hutan Sarongge di gunung Salak, sedangkan keturunannya seperti Suryakancana menguasai gunung Gede, menikahi jin (entah bagaimana wujud manusia ketururunannya yang hasil blasteran manusia dan jin ini), bahkan melalui tapa brata dan ritual-ritual khusus Prabu Siliwangi atau eyang Suryakancana ini bisa diundang datang, mungkin menghadiri resepsi atau syukuran atas maksud-maksud tertentu. Demikian cerita seterusnya berkembang dalam tradisi lisan dan dongeng orang Sunda.
Tahukah anda, dalam buku Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, bersumberkan buku Carita Purwaka Caruban Nagari yang ditulis Pangeran Arya Cirebon (1720), Prabu Siliwangi (PS) ternyata masuk Islam.
Ia menikah dengan seorang wanita bernama Nyai Subang Larang, seorang santri putri Syekh Hasanudin yang dikenal sebagai Syekh Qura yang bermukim kalau sekarang di karawang jawa barat.
Nah dari pernikahannya ini lahirlah tiga orang anak : Walang Sungsang (lk), Nyai Rara Santang (pr), dan Raja Sangara/Prabu Kyan Santang (lk).
Nyai Rara Santang dinikahi Maulana Sultan Mahmud atau Syarif Abdullahpun, seorang Arab turunan Bani Ismail, kemudian berputera yang diberi nama Syarif Hidayatullah yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Jadi salah seorang wali sanga itu ternyata cucu PS. Dengan demikian tidaklah benar cerita yang menyatakan PS sebagai seorang Hindu, bahkan rela meninggalkan istananya hanya untuk mempertahankan kehinduannya. Cerita ini sesungguhnya berasal dari penjajah Belanda.
Bertujuan mengaburkan peran Islam dalam sejarah bangsa Indonesia karena keengganan menerima kenyataan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan cara-cara damai, di antaranya melalui pernikahan campuran, hidup penuh sikap toleran bersama-sama umat Hindu serta berpengaruh besar dalam pembentukan tatanan sosial dan kultural bangsa ini.

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Ciri-Ciri Seorang Pemimpin
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan Yang Efektif
Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan.Terdapat nasihat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Kepemimpinan Karismatik
Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik.Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin

Kejatuhan Pemerintahan Soekarno adalah sebuah konspirasi

Presiden Soekarno merupakan salah satu pemimpin dunia yang sangat idealis. Sepanjang pemerintahannya beliau berusaha untuk membangun negara berdasarkan kemandirian . Hal tersebut mendorongnya untuk anti terhadap imperialism yang pernah bercokol lama di Indonesia. Soekarno membagi dunia menjadi 2 kubu, Pertama kubu OLDEFO atau Old Emerging Forces, terdiri dari pemerintah-pemerintah negara industri kapitalis bersama-sama elite feudal dan kompradore di negara-negara sedang berkembang. Di sisi lain terdapat NEFO, atau New Emerging Forces, yang merupakan pemerintah, bangsa, dan rakyat progresif negara sedang berkembang serta bersama-sama rakyat-rakyat progresif di negara industri kapitalis. Bung Karno yang lebih condong ke NEFO dan dekat dengan Rusia sangat anti terhadap Pemerintah AS yang ingin menancapkan kekuatan impperialismenya di dunia.
Pemerintahan Soekarno sangat mengusik AS, bahkan semakin menguat dengan terjadinya Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Genewa 21 November 1963. Menurut beberapa pendapat, AS melalui CIA telah berusaha menghancurkan kesatuan NKRI dengan memberikan bantuan pada kelompok sparatis seperti RMS dan dalam perebutan Papua Barat antara Indonesia-Belanda. Beberapa percobaan pembunuhan Soekarno tahun 50-an disinyalir melibatkan peran CIA. Akhirnya tahun 1956, CIA merekrut sejumlah elit Indonesia untuk dididik di AS yang kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley secara diam-diam, juga merekrut sekelompok perwira Angkatan Darat untuk dijadikan Our Local Army-Friend. Lewat silent-operation, Soekarno akhirnya berhasil dikudeta di tahun 1965 dan naiklah Jenderal Harto sebagai penggantinya.

Peradaban Atlantis merupakan Mitos yang kali pertama dicetuskan Filsuf Yunani Kuno

Peradaban Atlantis merupakan Mitos yang kali pertama dicetuskan Filsuf Yunani Kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam bukunya Critias dan Timaeus. Dalam kedua buku tersebut menceritakan tentang sebuah daratan raksasa dengan peradaban yang menakjubkan pada masa lampau. Atlantis bukanlah khayalan Plato, hal itu diceritakan turun-temurun dan diamini oleh banyak tokoh di masanya.

Atlantis menghasilkan emas dan perak yang banyak, hingga istananya yang megah dikelilingi tembok dari emas dan perak. Daerahnya kaya sumber daya alam dan perkembangan peradabannya pesat, memiliki pelabuhan dan armada kapal lengkap, juga benda yang mampu membuat orang terbang. Kekuasaannya mencakup wilayah yang luas hingga Eropa dan Afrika. Setelah hanyut dilanda gempa dahsyat, wilayah itu menghilang dan terlupakan. Jika uraikan Plato nyata, maka ribuan tahun silam manusia telah menciptakan peradaban yang tinggi yang mungkin melebihi peradaban masa kini.
Hilangnya Peradaban Atlantis ribuan tahun, membuat banyak orang meneliti dan mencari keberadaan nya. Hingga banyak sekali versi dan cerita terungkapnnya Kota Atlantis, tetapi hingga kini hal itu belum ada yang terbukti nyata.

Menurut penelitian mutakhir Arsyso Santos selama 30 tahun, dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Foun, The Definitive Localization Of Plato’s Lost Civilization (2005) menegaskan bahwa Atlantis berada di wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah,cuaca,kekayaan alam,gunung berapi dan cara bertani di Indonesia. Menurutnya sistem terasisasi ( berundak) sawah di Indonesia diadopsi dari Candi Borobudur, Piramida Mesir dan Kuil Aztec di Meksiko.

Wilayah Indonesia pada ribuan tahun silam merupakan suatu benua yang menyatu,tidak terpecah-pecah ribuan pulau seperti sekarang. Hal ini serupa dengan Atlantis yang merupakan sebuah benua dengan puluhan gunung berapi aktif dan dikeliling oleh 2 samudra yang menyatu (Orientale), yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Wilayahnya terbentang dari selatan India, Sri Langka, Sumatra, jawa, Kalimantan hingga ke arah timur dengan wilayah yang disebut Indonesia sekarang ini sebagai pusatnya.

Terjadi letusan secara hampir bersamaan berbagai gunung berapi masa itu di wilayah Atlantis seperti, letusan Gunung Meru di India Selatan, Gunung Sumeru di Jawa Timur, Gunung di Sumatera hingga terbentuk Danau Toba dan Letusan Gunung Krakatau yang membelah Sumatera dengan Jawa. Karena berbagai letusan tersebut, menyebabkan lapisan es di kutub mencair dan mengalir ke samudra hingga luasnya bertambah. Terjadi efek beruntun dengan terjadinya gempa dan tsunami yang berakibat terpendamnya sebagian besar wilayah Atlantis.

Indonesia dianggap sebagai Atlantis yang hilang, hal yang seharusnya membuat kita bersyukur. Pada masa Atlantis merupakan pusat peradaban dunia, negeri makmur dengan sumber daya melimpah. Pun membuat kita belajar sebagai daerah rawan bencana, dari sejarah dan dengan teknologi mutakhir berusaha membangun Indonesia baru

Banyak harta karun yang bertebaran di wilayah Indonesia

Banyak harta karun yang bertebaran di wilayah Indonesia, baik di daratan terlebih lagi di lautan. Sebelum Bangsa Eropa menguasai wilayah Nusantara abad ke 15, Indonesia merupakan daerah perdagangan yang ramai. Menghubungkan perdagangan India, Timur Tengah, Cina dan orang-orang Eropa.
Dalam masa itu tak terhitung kapal yang hilang dan karam di perairan Nusantara. Dalam beberapa catatan ratusan kapal Cina pengangkut harta dan keramik berharga hilang, 800 kapal Portugis hilang sejak 1650 dalam perjalanan ke Atlantik Selatan dan Asia Tenggara, lebih dari 7.000 hilang dalam catatan English East India Company (EIC) dan 105 kapal VOC Belanda hilang dalam pelayaran antara 1602-1794, kesemua kapal tersebut bermuatan barang-barang berharga.
Berbagai peninggalan tersebut sudah banyak ditemukan. Setelah terjadinya Tsunami Aceh, beberapa titik di perairan Mentawai Sumatera ditemukan harta karun dari kapal Cina dan kapal dagang VOC yang karam.
Harta karun senilai Rp. 720 Miliar berupa 250.000 benda keramik, Kristal, permata dan emas ditemukan di perairan Cirebon, Jawa Barat tahun 2005 oleh eksplorasi pihak asing . Namun barang tersebut akhirnya dilego pada kolektor di Singapura.
Di Pulau Onrust daerah Teluk Jakarta diindikasikan terdapat penyimpanan harta karun VOC Belanda. Hal ini berdasar keganjilan sejarah tentang VOC yang bangkrut secara mendadak , karena merupakan institusi dagang Belanda yang besar dan telah lama mengeruk kekayaan alam Indonesia. Konon jumlah harta di Pulau Onrust bisa untuk melunasi Utang Indonesia.
Harta Karun yang tak kalah banyak adalah peninggalan Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Dari kerajaan di Jawa seperti Singosari, Majapahit, Mataram, Pajajaran hingga Kerajaan di Sumatera , Kalimantan dan Daerah timur Indonesia menyimpan banyak sekali peninggalan harta karun. Menurut mitos harta karun tersebut tersimpan di alam gaib, tak bisa ditemukan dengan mudah. Harta-harta tersebut akan dapat ditemuka oleh “orang yang terpilih.” Telah banyak peninggalan dari kerajaan berupa perhiasan dan perlengkapan istana yang diketemukan tak sengaja, melalui penelitian ataupun orang yang memperoleh wangsit (petunjuk gaib).
Banyaknya harta yang terpendam di perairan dan daratan Nusantara selama ini belum dikelola baik oleh Pemerintah Indonesia, sayangnya lagi hal itu justru banyak menjadi incaran arkeolog dan pemburu harta karun untuk tujuan komersil pribadi.
Peninggalan Dana Revolusi Era Soekarno
Pada tahun 1906 terjadilah ikrar raja-raja nusantara yang di prakasai oleh Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker (umumnya dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi, Soetomo, Raden Adipati Tirtokoesoemo, (presiden pertama Budi Utomo), Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dalam ikrar tersebut ditumbuhkannya rasa nasionalisme “tanah air (Indonesia) diatas segala-galanya”.
Pada saat itu seluruh raja-raja nusantara menyumbangkan sebagian asset mereka untuk membantu perjuangan. (Dana Perjuangan). Sebagian dana itu dipakai untuk biaya perjuangan dan sebagian lagi disimpan di luar negeri.
Dana perjuangan lebih dikenal dengan Dana Revolusi / Dana Amanah mulai dihimpun lagi pada masa setelah kemerdekaan, dana revolusi yang dihimpun berdasar perpu no.19 tahun 1960.
Isinya antara lain, mewajibkan semua perusahaan negara menyetorkan lima persen dari keuntungannya pada pemerintah bagi Dana Revolusi. Yang disebut perusahaan negara itu, termasuk pula berbagai perusahaan Belanda yang baru dinasionalisasikan, seperti perkebunan-perkebunan besar. Konon berjumlah ratusan juta dolar tersimpan di luar negeri.
Salah satu sumber Dana Revolusi terbesar adalah adanya Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva dibuat dan ditandatangani pada 21 November 1963 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy dan Presiden RI Ir Soekarno dengan saksi tokoh negara Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya. Point penting perjanjian itu; Pemerintahan AS (selaku pihak I) mengakui 50 persen keberadaan emas murni batangan milik RI, yaitu sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah RI (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan pembangunan keuangan AS.
Dalam point penting lain pada dokumen perjanjian itu, tercantum klausul yang memuat perincian ; atas penggunaan kolateral tersebut pemerintah AS harus membayar fee 2,5 persen setiap tahunnya sebagai biaya sewa kepada Indonesia, mulai berlaku jatuh tempo sejak 21 November 1965 (dua tahun setelah perjanjian). Account khusus akan dibuat untuk menampung asset pencairan fee tersebut. Maksudnya, walau point dalam perjanjian tersebut tanpa mencantumkan klausul pengembalian harta, namun ada butir pengakuan status koloteral tersebut yang bersifat sewa (leasing). Biaya yang ditetapkan dalam dalam perjanjian itu sebesar 2,5 persen setiap tahun bagi siapa atau bagi negara mana saja yang menggunakannya.
Biaya pembayaran sewa kolateral yang 2,5 persen ini dibayarkan pada sebuah account khusus atas nama The Heritage Foundation (The HEF) yang pencairannya hanya boleh dilakukan oleh Bung Karno sendiri atas restu Sri Paus Vatikan. Sedang pelaksanaan operasionalnya dilakukan Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS). Kesepakatan ini berlaku dalam dua tahun ke depan sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut, yakni pada 21 November 1965.
Sepenggal kalimat penting dalam perjanjian tersebut => ”Considering this statement, which was written andsigned in Novemver, 21th 1963 while the new certificate was valid in 1965 all the ownership, then the following total volumes were justobtained.” Perjanjian hitam di atas putih itu berkepala surat lambing Garuda bertinta emas di bagian atasnya dan berstempel ’The President of The United State of America’ dan ’Switzerland of Suisse’.
Berbagai otoritas moneter maupun kaum Monetarist, menilai perjanjian itu sebagai fondasi kolateral ekonomi perbankan dunia hingga kini. Ada pandangan khusus para ekonom, AS dapat menjadi negara kaya karena dijamin hartanya ’rakyat Indonesia’, yakni 57.150 ton emas murni milik para raja di Nusantara ini.
Pandangan ini melahirkan opini kalau negara AS memang berutang banyak pada Indonesia, karena harta itu bukan punya pemerintah AS dan bukan punya negara Indonesia, melainkan harta raja-rajanya bangsa Indonesia.
Bagi bangsa AS sendiri, perjanjian The Green Hilton Agreement merupakan perjanjian paling tolol yang dilakukan pemerintah AS. Karena dalam perjanjian itu AS mengakui asset emas bangsa Indonesia. Sejarah ini berawal ketika 350 tahun Belanda menguasai Jawa dan sebagian besar Indonesia. Ketika itu para raja dan kalangan bangsawan, khususnya yang pro atau ’tunduk’ kepada Belanda lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk batangan emas di bank sentral milik kerajaan Belanda di Hindia Belanda, The Javache Bank (cikal bakal Bank Indonesia).
Namun secara diam-diam para bankir The Javasche Bank (atas instruksi pemerintahnya) memboyong seluruh batangan emas milik para nasabahnya (para raja-raja dan bangsawan Nusantara) ke negerinya di Netherlands sana dengan dalih keamanannya akan lebih terjaga kalau disimpan di pusat kerajaan Belanda saat para nasabah mempertanyakan hal itu setelah belakangan hari ketahuan.
Waktu terus berjalan, lalu meletuslah Perang Dunia II di front Eropa, dimana kala itu wilayah kerajaan Belanda dicaplok pasukan Nazi Jerman. Militer Hitler dan pasukan SS Nazi-nya memboyong seluruh harta kekayaan Belanda ke Jerman. Sialnya, semua harta simpanan para raja di Nusantara yang tersimpan di bank sentral Belanda ikut digondol ke Jerman.
Perang Dunia II front Eropa berakhir dengan kekalahan Jerman di tangan pasukan Sekutu yang dipimpin AS. Oleh pasukan AS segenap harta jarahan SS Nazi pimpinan Adolf Hitler diangkut semua ke daratan AS, tanpa terkecuali harta milik raja-raja dan bangsawan di Nusantara yang sebelumnya disimpan pada bank sentral Belanda. Maka dengan modal harta tersebut, Amerika kembali membangun The Federal Reserve Bank (FED) yang hampir bangkrut karena dampak Perang Dunia II, oleh ’pemerintahnya’ The FED ditargetkan menjadi ujung tombak sistem kapitalisme AS dalam menguasai ekonomi dunia.
Belakangan kabar ’penjarahan’ emas batangan oleh pasukan AS untuk modal membangun kembali ekonomi AS yang sempat terpuruk pada Perang Dunia II itu didengar pula oleh Ir Soekarno selaku Presiden I RI yang langsung meresponnya lewat jalur rahasia diplomatic untuk memperoleh kembali harta karun itu dengan mengutus Dr Subandrio, Chaerul saleh dan Yusuf Muda Dalam walaupun peluang mendapatkan kembali hak sebagai pemilik harta tersebut sangat kecil. Pihak AS dan beberapa negara Sekutu saat itu selalu berdalih kalau Perang Dunia masuk dalam kategori Force Majeur yang artinya tidak ada kewajiban pengembalian harta tersebut oleh pihak pemenang perang.
Namun dengan kekuatan diplomasi Bung Karno akhirnya berhasil meyakinkan para petinggi AS dan Eropa kalau asset harta kekayaan yang diakuisisi Sekutu berasal dari Indonesia dan milik Rakyat Indonesia. Bung Karno menyodorkan fakta-fakta yang memastikan para ahli waris dari nasabah The Javache Bank selaku pemilik harta tersebut masih hidup !!
Nah, salah satu klausul dalam perjanjian The Green Hilton Agreement tersebut adalah membagi separoh separoh (50% & 50%) antara RI dan AS-Sekutu dengan ’bonus belakangan’ satelit Palapa dibagi gratis oleh AS kepada RI. Artinya, 50 persen (52.150 ton emas murni) dijadikan kolateral untuk membangun ekonomi AS dan beberapa negara eropa yang baru luluh lantak dihajar Nazi Jerman, sedang 50 persen lagi dijadikan sebagai kolateral yang membolehkan bagi siapapun dan negara manapun untuk menggunakan harta tersebut dengan sistem sewa (leasing) selama 41 tahun dengan biaya sewa per tahun sebesar 2,5 persen yang harus dibayarkan kepada RI melalui Ir.Soekarno. Kenapa hanya 2,5 persen ? Karena Bun Karno ingin menerapkan aturan zakat dalam Islam.
Pembayaran biaya sewa yang 2,5 persen itu harus dibayarkan pada sebuah account khusus a/n The Heritage Foundation (The HEF) dengan instrumentnya adalah lembaga-lembaga otoritas keuangan dunia (IMF, World Bank, The FED dan The Bank International of Sattlement/BIS). Kalau dihitung sejak 21 November 1965, maka jatuh tempo pembayaran biaya sewa yang harus dibayarkan kepada RI pada 21 November 2006. Berapa besarnya ? 102,5 persen dari nilai pokok yang banyaknya 57.150 ton emas murni + 1.428,75 ton emas murni = 58.578,75 ton emas murni yang harus dibayarkan para pengguna dana kolateral milik bangsa Indonesia ini.
Padahal, terhitung pada 21 November 2010, dana yang tertampung dalam The Heritage Foundation (The HEF) sudah tidak terhitung nilainya. Jika biaya sewa 2.5 per tahun ditetapkan dari total jumlah batangan emasnya 57.150 ton, maka selama 45 tahun X 2,5 persen = 112,5 persen atau lebih dari nilai pokok yang 57.150 ton emas itu, yaitu 64.293,75 ton emas murni yang harus dibayarkan pemerintah AS kepada RI. Jika harga 1 troy once emas (31,105 gram emas ) saat ini sekitar 1.500 dolar AS, berapa nilai sewa kolateral emas sebanyak itu ?? Hitung sendiri aja !!
Mengenai keberadaan account The HEF, tidak ada lembaga otoritas keuangan dunia manapun yang dapat mengakses rekening khusus ini, termasuk lembaga pajak. Karena keberadaannya yang sangat rahasia. Makanya, selain negara-negara di Eropa maupun AS yang memanfaatkan rekening The HEF ini, banyak taipan kelas dunia maupun ’penjahat ekonomi’ kelas paus dan hiu yang menitipkan kekayaannya pada rekening khusus ini agar terhindar dari pajak. Tercatat orang-orang seperti George Soros, Bill Gate, Donald Trump, Adnan Kasogi, Raja Yordania, Putra Mahkota Saudi Arabia, bangsawan Turko dan Maroko adalah termasuk orang-orang yang menitipkan kekayaannya pada rekening khusus tersebut.
Pada masa Pemerintahan Soeharto hingga Megawati telah diadakan suatu operasi untuk mengembalikan dana tersebut ke Indonesia. Bahkan para bankir hitam kelas dunia, CIA dan MOSSAD (agen rahasia Israel) berusaha keras untuk mendapatkan user account dan PIN The HEF tersebut, termasuk mencari tahu siapa yang diberi mandat Ir Soekarno terhadap account khusus itu. Namun usaha puhak-pihak yang mencoba mendapatkan harta tersebut belum menghasilkan, Ir Soekarno atau Bung Karno tidak pernah memberikan mandat kepada siapa pun. artinya pemilik harta rakyat Indonesia itu tunggal, yakni Bung Karno sendiri.

Begitu banyaknya orang dari dalam negri maupun luar negri

Dalam posting kali ini kami admin gpnkoe ingin  menyampaikan sebuah pesan kaitan dengan banyaknya orang yang semangat memperjuangkan, meyakini tentang keberadaan Harta amanah.
Begitu banyaknya orang dari dalam negri maupun luar negri yang mencari barang-barang yang ada kaitan dengan Amanah, dinasty dan prasasty.
Begitu banyaknya orang yang mengaku sesepuh yang mengaku para pemegang harta amanah.
Begitu juga banyak orang yang mengaku para penyelesai harta amanah dan memiliki mandat langsung dari para wali dan Bungkarn.
PESAN KAMI
Bagi para pencari Harta Amanah anda tidak perlu mencari sampai kesana sini, tapi dekatilah pemilik Harta Amanah itu,taatilah dia dan mintalah ridho padanya, Siapakah dia ?, Dia adalah Alloh, Alloh Pemiliknya, bukan para sepuh yang ada di Nusantara

Ekonomi Syariah :Halim Alamsyah Pimpin PKES 2012-2015

Komunikasi Ekonomi Syariah resmi mempercayakan Halim Alamsyah sebagai ketua yang baru untuk periode 2012-2015, menggantikan Subardjo Joyosumarto.


“Tantangan yang dihadapi PKES tentunya berbeda-beda tiap zaman. Dalam konteks sosialisasi dan edukasi, sampai saat ini belum ada koordinasi yang baik dan strategi bersama antar berbagai lembaga ekonomi syariah. Sehingga komunikasi atau informasi mengenai ekonomi syariah belum optimal,” kata Halim di sela-sela serah terima jabatan di BI, hari ini (20/12).


Menurutnya, salah satu hal yang akan dilakukan oleh PKES dalam masa jabatannya sekarang adalah mencari solusi bagaimana menyatukan strategi dari berbagai asosiasi dan profesi syariah yang ada.


Sementara Subardjo mengharapkan kepemimpinan yang baru dapat membawa perubahan yang baik bagi PKES.


"Dulu, PKES selalu mendapat bantuan dari BI. Namun, beberapa waktu terakhir, dengan lepasnya bank sentral, ada beberapa kesulitan. Sekarang, diharapkan bisa menjadi lebih baik lagi," ujarnya.


Subardjo menerangkan terdapat perbedaan antara ekonomi syariah di Indonesia dengan Malaysia. Dia mengungkapkan di negara tetangga, ekonomi syariah benar-benar mendapat perhatian dan dukungan pemerintah, karena ketua dewan syariahnya dijabat langsung oleh Perdana Menteri.


Sedangkan, di Indonesia yang menggerakkan syariah adalah pihak swasta. Untuk itu, dia berharap dengan kembalinya BI ke PKES hubungan antara pihak swasta dengan pemerintah bisa terjalin lebih optimal.

KEMENAG DAN LIGA MUSLIM DUNIA LAUNCHING WEB MEDIA ISLAM INTERNASIONAL

Kementerian agama bekerja sama dengan Liga Muslim Dunia (Rabithah Al-Alam Al-Islami/RAI) meluncurkan web media Islam internasional (http://www.islamicnewsmedia.org). Launching web ini dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan International Conference on Fatwa di hotel Borobudur, Jakarta (24-26 Desember 2012).


“Peluncuran web media Islam internasional atas kerjasama kemenag dengan RAI ini merupakan tindaklanjut dari hasil konferensi media Islam internasional kedua di Jakarta pada Desember 2011 lalu,” kata menteri agama Suryadharma Ali ketika memberi sambutan dalam pembukaan International Conference on Fatwa.


Menurut menag, web ini merupakan wahana bagi umat Islam di dunia untuk menunjukan posisinya kepada masyarakat dunia tentang berbagai isu yang berkembang di dunia Islam dan masyarakat muslim di dunia.


“Umat Islam yang saat ini merupakan seperempat dari jumlah penduduk dunia perlu menjalin ukhuwah Islam yang lebih kokoh yang dimanifestasikan tidak hanya dalam tekad dan cita-cita, melainkan juga dalam fikiran, tindakan, dan karya nyata, di tengah realitas kontemporer perkembangan media sosial yang dihadapi,” terang menag.


Web media Islam internasional ini nantinya diharapkan dapat mendorong terwujudnya keseimbangan informasi di dunia dan sekaligus dapat menyebarkan pesan kepada dunia tentang Islam yang cinta keadilan dan perdamaian.


“Web ini juga diharapkan dapat menjadi media yang mempu meluruskan pandangan-pandangan negatif tentang Islam, meluruskan pemahaman yang melenceng tentang Islam, sehingga masyarakat dunia dapat memperoleh informasi dan pengetahuan tentang Islam yang sesungguhnya,” tutup menag.


Liga Muslim Dunia merupakan salah satu organisasi Islam non-pemerintah terbesar di dunia. Organisasi ini didirikan di Makkah pada 1962 dan telah memiliki 60 anggota dari 22 negara Muslim. Liga Muslim Dunia bergerak di bidang penyebaran Islam, menjelasan prinsip dan ajaran agama, meyakinkan orang-orang untuk menaati perintah Allah Swt, melakukan sangkalan atas laporan dan tuduhan palsu terhadap agama Islam, memberikan bantuan terhadap masalah yang dialami umat Islam, dan membantu proyek yang melibatkan penyebaran agama, pendidikan, dan kebudayaan.


Hadir dalam pembukaan pada Senin (24/12), Menko Kesra Agung Laksono, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami, Syekh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turki, serta seluruh peserta yang terdiri dari para tokoh ulama, intelektual, praktisi hukum, serta pemerhati fatwa dan media dari beberapa negara

Ini Model Top Dunia yang Memeluk Islam

Iman Mohamed Abdulmajid. Jangan mengira nama ini merupakan label seorang pria. Iman, adalah wanita Muslim dengan paras cantik yang sudah mengisi sejumlah halaman depan majalah ternama dunia.

Dialah Muslimah yang berkibar di lantai catwalk Paris, Milan, New York, hingga Asia. Dia pun dikenal sebagai istri dari legenda musik dunia, David Bowie. Iman lahir di kota Mogadishu, Somalia.

Wanita yang kini berusia 57 tahun itu lahir dengan ayah seorang diplomat Somalia di Arab Saudi. Sejak kecil, Iman sudah mengenyam pendidikan agama ketika bersekolah di Mesir.

Iman juga dikenal memiliki intelektual tinggi berbekal gelar sarjana Ilmu Politik di Universitas Nairobi. Namun, jalan hidup Iman tidak ada hubungannya dengan gelar politiknya.

Dia justru banting setir sebagai model di Amerika. Namanya terus meroket sebagai salah satu supermodel terbaik dunia.

Menginjak usia senja, Iman kini beralih menjadi salah satu konultan moodal dan pengusaha kosmetik. Berbekal usahanya Iman Cosmetic, dia kini merengguk keuntungan hingga 25 juta dollar setahun. Dia juga sempat aktif sebagai host dalam reality show Project Runaway Canada.

Kini, Iman hidup bersama David Bowie di London. Bersama Bowie, Iman dikaruniai seorang putri yang dia namakan Alexandria Zahra Jones.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Iman mengaku masih memeluk Islam sebagai jalan hidupnya."Saya tetap menjalani ajaran islam sekalipun aktifitas saya di dunia model," ujar Iman seperti dikutip BBC.co.uk.

Liga Islam Dunia Teken MoU Peningkatan Kualitas Muslim Indonesia

Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Rabithah Alam Islami (Liga Islam Dunia) menandatangani nota kesepahaman kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat Islam. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas masyarakat muslim Indonesia.

"Kerjasama ini dinilai penting karena dapat berpartisipasi dalam mengembangkan kualitas masyarakat Muslim Indonesia," ujar Ketua Komisi Luar Negeri MUI Pusat, Saleh Daulay dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (25/12/2012).

Saleh mengatakan berbagai program yang akan dilaksanakan dengan adanya kerjasama ini antara lain program pendidikan, ekonomi, pertukaran kunjungan, peningkatan kualitas dai, pemberian beasiswa kepada pelajar Indonesia, dan pemberdayaan perempuan. Untuk melaksanakan program-program terebut, MUI berencana menggandeng ormas-ormas Islam.

"Bagi MUI, kerjasama ini dapat dijadikan sebagai sandaran untuk melibatkan ormas-ormas Islam lain dalam pelaksanaan program-program yang disepakati," tutur Saleh.

Saleh juga mengatakan kerjasama tersebut, sebenarnya tidak terpaku pada bidang-bidang di atas. Tetapi bisa diperluas dalam bidang-bidang lain sesuai dengan kebutuhan kedua belah pihak.

"Kerjasama dengan Rabithah Alam Islami sebenarnya bukan hanya dilakukan sekarang. Sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Namun kali ini, kerjasama itu dituangkan dalam bentuk MoU. Dengan begitu, masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab untuk merealisasikannya," imbuhnya.

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut berlangsung di Kantor Pusat MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Penandatanganan dilakukan secara langsung oleh Sekjen Rabithah Alam Islami, Syekh Dr Abdullah bin Abdul Mukhsin Al Turki yang didampingi oleh Duta Besar Arab Saudi, Mustafa Ibrahim A Mubarak. Sementara dari pihak MUI ditandatangani oleh KH Ma'ruf Amin yang didampingi oleh sejumlah pengurus MUI pusat antara lain Ichwan Syam (Sekjend MUI), KH Muhyiddin Junaidi, KH Yunahar Ilyas, KH Anwar Abbas, Prof Chuzaiman T Yanggo, Dr Saleh P Daulay, dan Prof Amani Lubis.

Rabithah Alam Islami adalah organisasi Islam internasional yang berdiri di Makkah Saudi Arabia pada 18 Mei 1962. PBB mengelompokkanya sebagai organisasi non pemerintah, termasuk anggota UNESCO serta anggota pengamat OKI.

Wacana Omong Kosong BBM Subsidi Dihapus

Wacana pemerintah terkait penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta dinilai Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai wacana omong kosong. Pasalnya, pemerintah menjadikan wacana tersebut hanya untuk kepentingan politik semata.

Menurut Ketua Harian YLKI Tulus Abadi, pemerintah saat ini terlalu banyak wacana namun tidak ada implementasinya.

“Terlalu banyak wacana, saya malas. Itu problemnya politik, bagaimana pemerintah dan DPR itu jangan hanya omong kosong,” jelasnya saat dihubungi detikFinance, Sabtu (22/12/2012).

Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah perlu mengambil sikap dan keberanian untuk menindaklanjuti wacana yang ada dengan keberanian mengurangi subsidi dengan menaikkan harga BBM bukan penghapusan subsidi.

“Kalau hitung-hitungan ekonomi sudah jelas tinggal keberanian mengurangi subsidi dengan menaikkan harga. Kalau DPR masih ngotot tidak boleh dinaikkan, ya memang ada unsur politik. Jadi, yang realistis adalah berupa kenaikan bukan penghapusan,” paparnya.

Apalagi, lanjut dia, penghapusan subsidi tersebut akan memberatkan masyarakat bawah yang memang membutuhkan subsidi.

“Pemerintah tidak akan berani menghapus subsidi BBM karena jika dihapus artinya harga premium akan setara harga pertamax. Menaikkan Rp 500 saja nggak berani. Ini akan memberatkan sekali. Sepanjang dipenuhi unsur politik, penghapusan ini tidak akan terjadi,” kata Tulus.

Berita Utama

Sosial Media

Motivasi

Sejarah

Wacana

Terkini